TENTANG MEMAHAMI ORANG LAIN & BERSABAR

by - April 03, 2021

  

Tulisan kali ini lebih tepatnya menceritakan apa yang aku pelajari akhir-akhir ini. Tiga point sederhana, tapi butuh berjuang lebih untuk melakukannya. Belajar, memahami, dan bersabar. Hampir setiap hari tiga kata itu terlintas dalam pikiran ketika sedang melakukan sesuatu. 

Berinteraksi adalah belajar
Dulu, aku sempat berpikir kalau berhubungan dengan orang lain kadang suka bikin kesal dan capek sendiri. Saat itu, aku berpikir kalau hal yang paling membuat kesal adalah soal perbedaan pendapat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar santun dengan mengalah. Butuh waktu yang lama untuk belajar menahan ego yang terkadang sulit dibatasi. 

Aku yakin kalau setiap orang pernah merasa bahwa pendapat yang dimiliki adalah yang terbaik dari orang lain. Bertahun-tahun aku belajar, kalau cara orang untuk mengekspresikan gagasannya bermacam-macam. Ada yang memilih untuk mengalah dan tetap tenang. Ada yang memilih untuk menyuarakan dan kekeh dengan pendirian. Terkadang, ada juga yang memilih untuk menjelaskan dengan bahasa yang santun dan berjuang memberi pemahaman. Dari cara-cara yang berbeda tersebut, aku rasa ngga ada cara yang paling baik dan cara yang terburuk. Semua orang berekspresi sesuai dengan cara masing-masing. 

Bicara soal ego, cukup sering dikaitkan dengan sabar. Ketika menghadapi orang lain atas perbedaan pendapat dan keinginan, aku pernah menjadi orang yang memilih sabar dan diam. Kadang, menjadi diam rasanya bisa memberi kebaikan untuk bersama. Tapi kalau dipikir-pikir, mau sampai kapan tidak percaya diri dengan suara diri sendiri? Karena sepertinya, bukan hal yang baik jika terus-terusan membatasi diri sendiri untuk berekspresi. Nggak ada yang salah dari membiarkan diri berekspresi atas apa yang ingin disuarakan. Selama yakin kalau tujuannya baik, nggak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Tapi kadang ada benarnya, kalau memilih untuk diam bisa menjadi suatu kebaikan. Mungkin ini yang ku sebut dengan 'belajar memahami'. Nggak melulu menuntut orang untuk memahami diri kita. Sebagai manusia, terkadang kita memang butuh didengarkan. Bahkan, kadang rasanya ingin memaksa orang lain memahami kita. Padahal, kita juga perlu memahami apa yang diinginkan orang lain. Kita perlu mendengarkan, kita perlu bertanya, kita perlu bicara dan berkomunikasi dengan baik. Bisa jadi, orang lain kekeh dengan keinginannya karena memiliki alasan yang belum kita pahami. Bisa jadi, orang lain memaksa kita untuk mendengarkan karena ada suatu hal penting yang belum kita mengerti. Tapi.. jika kita juga memiliki hal-hal penting yang perlu disampaikan, ada baiknya kalau kita bisa membawa diri kita untuk bicara. Selama hal itu nggak memaksa, setiap orang berhak melakukannya. 

Tentang bersabar
Belajar untuk menjadi sabar adalah hal tersulit ketika berinteraksi dengan orang lain. Aku masih ingat dengan perkataan seorang temanku saat itu, kalau kita nggak bisa mengatur atau membatasi apa yang orang lain lakukan. Tapi, kita bisa mengontrol ego dan emosi diri kita sendiri. Dalam menjalani hidup sehari-hari, menjadi sabar terkadang bukanlah pilihan, tapi menjadi sebuah keharusan. 

Aku pernah berpikir kalau bersabar adalah salah satu hal yang membuat kita tidak bisa menghargai diri sendiri. Rasanya tidak adil, ketika kita sangat menginginkan sesuatu tapi tidak mendapatkannya karena memilih mengalah untuk memenuhi keinginan yang juga kuat dari orang lain. Tapi, aku sadar kalau bersabar adalah salah satu cara menghargai diri sendiri karena berusaha untuk bisa mengatur emosi. Sebab kalau terlatih memiliki kontrol yang baik terhadap emosi, Insyaallah dalam menjalani hidup akan selalu tenang karena memiliki energi positif dalam bertindak dan berpikir. 

Aku kurang tau pastinya kapan, tapi sejak beberapa bulan terakhir, aku mencoba untuk belajar menjadi sabar dalam banyak aspek dihidupku. Sejujurnya aku adalah seseorang yang suka impulsif dalam melakukan sesuatu. Karena terbiasa memiliki sifat itu, aku kehilangan banyak hal. Bahkan kadang-kadang, aku membuat suatu masalah yang merugikan diriku sendiri. Saat masa-masa itu, banyak dari orang sekitarku yang secara langsung maupun tidak langsung memberi masukan agar aku bisa lebih bersabar dan tenang. Ternyata benar, menjadi sabar itu nggak ada ruginya. Rasanya, hidup lebih tertata dan jarang ada kekhawatiran. Kita memiliki waktu untuk berpikir lebih matang, kita juga memiliki waktu dan kesempatan untuk belajar memahami orang lain. Banyak orang yang bilang kalau 'sabar itu ada batasnya'. Padahal, bersabar adalah suatu kebaikan, dan.. melakukan kebaikan nggak boleh ada batasnya kan? 

With love, Tara.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)