RINDU YANG HARUS DIPERJUANGKAN

by - Mei 03, 2021


Tulisan ini berawal dari pesan yang aku terima seminggu lalu. Pagi itu aku sedang bersiap ke Yogyakarta untuk berlibur dan mendapat pesan dari Bunda, "Jadi kapan mau pulang?". Sebenarnya, pulang ke kampung halaman mulai menjadi dilema mahasiswa semester 6. Sudah ada beberapa tanggungan yang mengharuskan untuk stay di kota tempat belajar. Kalau pulang ke kota asal bisa membuat terlena karena terlalu nyaman di rumah, sampai-sampai bisa membuat lupa akan timeline perkuliahan yang harus ditempuh. Kalau nggak pulang, ada keluarga yang menanti setiap hari dan bertanya-tanya kapan bisa menyempatkan diri untuk kembali. 

Doa adalah bentuk rindu yang terbaik 
Karena sudah lebih dari 7 tahun merantau, merasakan rindu dan dirindukan adalah hal yang sering aku jumpai. Kalau dulu saat masih sekolah, rasanya suka iri ketika melihat teman-temanku bisa berkumpul dengan keluarga kecilnya setiap hari. Namun hal itu tidak menjadi masalah lagi. Sebab yang terpenting, dimanapun kita berada, sejauh apapun terpisah dengan orang-orang yang dicinta, kita tetap bisa menikmati kerinduan dengan selalu memberikan doa terbaik untuk orang-orang yang dirindukan. 

Rindu yang harus diselesaikan
Dalam suatu kondisi yang mengharuskan kita untuk memiliki 2 pilihan seperti melanjutkan pekerjaan dan pulang ke kampung halaman, meluangkan waktu di pilihan ke-2 sepertinya akan jadi pilihan yang terbaik. Misalnya dalam satu tahun bekerja atau belajar diperantauan, bukan hal yang berat untuk meluangkan waktu bertemu orang yang disayang walau hanya 2 minggu saja. Mungkin ada yang berpikir kalau ingin menunggu waktu yang tepat untuk bertemu orang yang sudah menanti. Padahal, kita nggak bisa selalu mengandalkan kata "nanti", seperti: "Nanti juga pasti ada waktu longgar. Nanti juga pasti bisa ketemu. Nanti aku pasti pulang setelah urusanku selesai". Pikiran-pikiran itu hanya menunda kesempatan berharga untuk bertemu. Alih-alih jadi telalu asik dengan pekerjaan, atau malah menjadi malas karena terlalu lama menunda pertemuan, sehingga kesempatan untuk bertemu jadi kecil atau bahkan hilang. 

Kerinduan dengan keluarga harus tetap diselesaikan. Selama masih punya raga yang sehat dan waktu yang bisa diatur sendiri, kesempatan untuk bertemu orang yang disayang harus diambil. 

Rindu adalah ujian
Rindu nggak melulu berkaitan dengan orang yang dicintai. Lebih luas dari itu, rindu bisa terjadi kepada momen-momen terdahulu, personality atau kelebihan yang pernah dimiliki di masa lalu, atau.. ketenangan dan kebebasan dalam hidup yang pernah dirasakan namun hanya berujung dalam penantian. 

Apa yang terjadi saat ini, dimana diri kita tinggal saat ini, semua adalah bagian dari perjalanan terbaik yang diberikan oleh Allah. Bisa jadi saat kita dihadapkan dengan suatu kondisi yang mendorong diri untuk kuat dan mandiri adalah satu dari sekian ujian yang harus ditempuh untuk mendapatkan banyak ilmu kehidupan. Bisa jadi apa yang dilalui sekarang akan terjadi kembali di masa depan nanti, sehingga sudah siap menghadapinya tanpa khawatir. Kita tidak akan pernah tau dengan siapa dan menjadi apa kita di masa depan. Apakah orang yang bersama kita saat ini akan setia menemani atau pergi. Apakah kehidupan kita saat ini akan menjadi suatu yang dirindukan saat dikenang kembali. Apakah rasa sepi yang tidak pernah kita jumpai tiba-tiba akan datang di masa nanti. Mungkin begini cara Allah memberikan kita bekal untuk menghadapi perjalanan hidup dengan terus merasakan kerinduan kepada hal-hal yang kita inginkan.  

With love, Tara.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)