PUISI APRESIASI
Gedung Teknik: Sebilah Kisah
Tara Nabila
Tara Nabila
Anggun, bak harmoni tifa yang mengalun
Sajak dari Gedung Satu
yang memaksa jemari melukis indah aksara. Tak henti tersenyum, sebab angka-angka setia menyapa
yang merajut sains dalam gugus binar mata. Tak henti melagu, sebab petuah-petuah insinyur setia menjaga
yang terhimpun atas berbagai corak berharmoni girang
Walau sekilas mengukir pening—sesekali otak berkeping-keping
Tak apa, sebab tersirat berjuta makna yang menuai puing-puing cita
Pelangi di Sudut Lantai Tiga
Sempat terpikir rangkaian musik belanda yang terindah di bumi
Namun tak lagi sama, sebab jumpa dengan parade asam dalam sebuah almari
Pun tak lupa adonan material yang bersatu membentuk elok pelangi
Juga, gerak-gerik putar pengaduk baja—membuat kornea berkilau bagai kalimaya2
Ungkap
hati: Terima kasih Dekanat, atas media penopang mimpi-mimpi yang sempat usang
Sempat terpikir rangkaian musik belanda yang terindah di bumi
Namun tak lagi sama, sebab jumpa dengan parade asam dalam sebuah almari
Pun tak lupa adonan material yang bersatu membentuk elok pelangi
Juga, gerak-gerik putar pengaduk baja—membuat kornea berkilau bagai kalimaya2
1Jenis pohon asal
Amerika, bercorak warna-warni
2Jenis batu permata
Tujuan
Beberapa waktu lalu, BEM fakultasku mengadakan suatu sayembara untuk memberikan suatu karya yang berisi ungkapan terima kasih kepada dekanat. Aku tertarik mengikuti sayembara tersebut dan memilih untuk menulis puisi. Sama sekali nggak nyangka, karyaku dipilih oleh dekanat.
Makna
Puisi yang kutulis awalnya menggambarkan keadaan yang aku temukan di perkuliahan. Mulai dari tangga yang aku lewati setiap hari untuk ke kelas dengan semangat, tugas-tugas yang terkadang bikin pusing tapi memberi banyak manfaat dan keseruan saat praktikum di laboratorium lantai tiga. Kemudian aku tutup dengan ungkapan terima kasih kepada dekanat atas kebahagiaan yang terasa di perkuliahan.
With love, Tara.
0 komentar
Hello, with my pleasure if you leave comments :)