CERITA TENTANG 37 HARI

by - April 19, 2022


Nggak terasa sudah hampir 4 bulan menjalani tahun 2022 ini. Awal tahun yang banyak membuat cerita, mulai dari drama pertemanan akibat merantau dan tinggal bersama orang-orang yang baru saja dikenal, kehilangan orang tersayang, pasang surut di organisasi, maupun kejenuhan dan lika-liku mengerjakan skripsi. Diantara semuanya, aku ingin memulai ceritaku dengan kenangan istimewa selama 37 hari bersama orang-orang hebat yang baru aku temui. 

Malam itu, hari Selasa dipertengahan Januari, aku cukup terkejut dengan pengumuman penempatan lokasi KKN-ku. Sama sekali nggak nyangka akan ditempatkan di Kabupaten Kebumen yang merupakan daerah yang belum pernah aku kunjungi dan belum pernah aku ketahui kondisinya. Sebenarnya, Kebumen bukan daerah yang begitu jauh dari Solo. Tapi, karena sebelumnya aku sengaja mendaftar penempatan KKN di Solo agar bisa pulang-pergi ke tempat kos, saat itu aku nggak bisa terima kalau harus KKN di tempat yang membuatku harus stay di posko KKN sampai waktu KKN berakhir. 

Untuk pertama kalinya, aku tinggal bersama orang baru dalam jangka waktu yang lama. Awalnya mudah dan menyenangkan, satu dengan yang lain saling antusias untuk bercerita dan saling membantu. Minggu-minggu setelahnya, satu persatu masalah mulai datang. Mulai dari kehidupan sehari-hari, pertemanan, sakit yang menular, sampai pada suatu kondisi ingin bergegas pulang dari tempat KKN.

Nggak jarang ada yang mengeluh, marah, atau bahkan menangis. Seringkali juga ada kesalahpahaman yang membuat saat-saat lagi kumpul bareng nggak menyenangkan lagi. Mungkin yang paling terberat adalah ketika suasana rumah menjadi tegang dan bikin takut sendiri. Kalau diingat-ingat, saat menjalani momen tersebut rasanya nggak kuat. Walaupun, pada akhirnya bisa terlewati dengan baik-baik saja. Namun dibalik cerita-cerita yang terlihat sulit, ada berjuta kenangan manis yang membuat bahagia dan memberi pelajaran berarti. 

Banyak yang bilang kalau di tempat KKN, akan ada banyak hal yang harus kita paksakan untuk menyesuaikan lingkungan pertemanan. Buatku, kebiasaan-kebiasaan di pagi hari adalah yang paling berkesan. Selepas waktu Subuh, membersihkan rumah dan menanak nasi menjadi budaya baru. Terkadang kalau ingin masak, harus mempersiapkan bahan makanan yang didapat dari warung di ujung desa. Dan.. aku nggak pernah bosan dengan jalan-jalan pagi berkedok beli bahan makanan ke warung penjual sayur. Mungkin, udara pagi yang tertiup dari area sawah sepanjang desa adalah salah satu perbedaan lingkungan desa dan kota yang aku sukai. 

Hal lain yang sulit dilupakan adalah kumpul di ruang tengah untuk makan bersama. Tiga kali makan dalam sehari, tiga kali juga kita kumpul untuk bercerita tentang hal-hal random. Ada yang selalu menghabiskan makanan paling cepat, ada yang mengambil lauk paling sedikit untuk berkorban demi yang lain, ada yang ragu-ragu makan karena nggak suka pedas, ada yang diam-diam sambil memperhatikan gerak-gerik cara makan orang sekitarnya. Bahkan ada juga yang makan tapi nggak bisa lepas dari HP. Layaknya perbedaan kebiasaan saat makan, perbedaan karakter dan perilaku juga berlaku di hampir seluruh kegiatan.

Salah satu momen yang masih terkenang adalah di pertengahan Februari, momen ketika aku mendapat kabar duka bahwa nenekku meninggal dunia. Malam harinya menjelang jam tengah malam, teman-teman KKN-ku mengantarku ke stasiun di tengah kota. Masih teringat sampai sekarang kalau saat itu mereka nggak pulang  sebelum benar-benar menugguku sampai duduk aman di kursi kereta. Setelahnya dan keesokan harinya, banyak dari mereka yang menanyakan bagaimana kabarku di rumah. Aku nggak nyangka kalau dalam pertemanan yang masih terhitung singkat itu bisa mendapatkan kepedulian lebih selayaknya sudah berteman bertahun-tahun. Nggak ada kata lain selain bersyukur di pertemukan dengan teman-teman KKN yang nggak hanya baik sebagai teman, tapi juga saling peduli satu sama lain seperti keluarga sendiri. 

Pernah juga saat sedang hectic-hecticnya mengerjakan skripsi, bukannya mendapat kritik karena sempat nggak ikut kegiatan dan fokus menyendiri, mereka malah membawakan minuman dingin sambil memberi semangat. Rasanya nggak tau lagi mau mendeskripsikan gimana sweet-nya mereka ke satu sama lain. Mungkin banyak bentuk kepedulian yang nggak begitu terlihat dan hanya bisa dirasakan oleh masing-masing. Dan untukku, kepedulian sekecil apapun yang aku terima dari mereka adalah bentuk kenangan termanis dari cerita tentang 37 hari ini. 

Selain belajar tentang kehidupan sehari-hari bersama teman-teman, aku juga banyak belajar tentang hidup bermasyarakat. Apalagi dari kecil sampai dengan KKN ini, aku nggak pernah terlibat dalam kegiatan masyarakat secara langsung. Kalau biasanya presentasi di depan dosen dan teman-teman sesama mahasiswa, kali ini diharuskan untuk bisa belajar presentasi di depan masyarakat. Dan untuk pertama kalinya juga, aku memiliki kesempatan untuk mengajar adik-adik sekolah dasar. Walau kadang terasa melelahkan, tapi aku sangat suka dengan kegiatan ini. Rasanya bahagia bisa melihat mereka tekun belajar melalui semangat membaca buku.  


Pesan-pesan untuk sembilan teman baikku:
Untuk Ananda Restu, teman yang paling sering direpotin oleh sekelompok. Sampai akhir KKN nggak pernah nunjukin kalau lagi sedih, jadi bawaannya selalu ceria kalau dekat Nanda. Kadang terlihat seperti yang paling galak, tapi justru kenyataannya paling sayang ke teman-teman yang lain. Yang selalu tanya ada apa kalau melihat temannya lagi sedih. Yang selalu perhatian, yang selalu nyanyi saat kumpul di ruang tengah, yang selalu ngebawa suasana jadi nggak sepi lagi. Teman cerita Nabila ketika malam-malam keluar ke angkringan dekat balai desa. Nanda semangat skripsinya ya. Jangan lupa buat tetap ceria seperti biasanya! Sering-sering cover lagu di Instagram ya Nan! 

Yasin Nabil, teman yang paling jarang ngobrol denganku. Tapi sekalinya ngobrol, bisa banyak bahasan sampai kemana-mana. Seseorang yang dianggap paling cuek, padahal paling tau banyak hal karena ternyata diam-diam sering memantau keadaan teman-teman. Jangan lupa makan yang teratur tiga kali sehari. Setiap makan ambil porsi secukupnya aja ya biar nggak sakit karena kekenyangan. Oh ya semangat penelitian sambil bercocok tanam di kebun ya!

Tatasa Diva, teman cerita 24/7 selama masa-masa KKN. Teman yang terlihat pendiam, tapi kalau sudah akrab bisa cerita panjang lebar dengan bahasan yang nggak abis-abis. Teman yang paling sabar mau makan pedas setiap hari walaupun sama sekali nggak suka pedas. Teman kabur ke kota kalau sedang jenuh di rumah sampai berjam-jam lamanya. Kalau sudah jalan sama Diva, rasanya pingin terus muter-muter kota walaupun buta arah dan suka takut-takut di jalan. Semangat berjuang untuk skripsi tentang bakterinya ya Div! Jangan lupa juga buat rencana jalan-jalan kita!

Taufik Ardhiansyah, teman yang paling bisa baik ke semuanya tanpa pilih-pilih. Kalau dibilang pendiam juga pendiam walau nggak se-pendiam Diva. Kalau dibilang ramai juga ramai walau nggak se-ramai Nanda dan Ozin. Seseorang yang paling punya banyak fans bocil-bocil Desa Logede karena keidentikannya dengan kharisma bapak presiden. Jangan lupa membawa tolak angin, minyak kayu putih, atau rempah-rempah semacamnya ketika pergi-pergi jauh ya! Oh ya jangan lupa apapun makanannya, teh dandang adalah minuman terenak. 

Tarisa Azizah, teman KKN yang paling rajin, paling sabar, paling telaten dan keibuan. Terima kasih sudah sangat sabar menjadi teman satu kamar selama di Kebumen. Sesibuk-sibuk apapun di semester ini, jangan lupa sesekali menghirup udara pagi di dekat area persawahan ya. Sering-sering masakin orang, karena masakan kamu enak banget! Oh ya, semoga karir menjadi bendahara berlanjut sampai seterusnya yaa karena sepertinya kamu sangat menikmati peran ini. Ditunggu gelar S.T. -nya yaa Ris! Yang penting, jangan lupa banyak minum air putih, istirahat yang cukup, dan jalan-jalan sama dia.

Taufik Hidayat, yang paling jarang makan karena katanya makan dua kali sehari sudah cukup. Kadang-kadang bisa jadi yang paling ceria, kadang bisa jadi yang paling misterius. Nggak begitu banyak ngobrol selama KKN, justru baru akrab dan banyak sharing ketika akhir-akhir KKN. Oh ya, Hidayat punya satu hobi keren yang ditekuni dari dulu sampai sekarang, yaitu fotografi. Setiap ada spot bagus, nggak pernah luput memotret objek menarik itu untuk dibagikan di sosial media. Semangat penelitian tentang kualitas air di Boyolali ya! Semoga bisa segera lulus dan bisa tekun menjadi fotografer terbaik seperti yang kamu inginkan. 

Stella Maris, teman yang punya banyak bakat untuk dibagikan ke adik-adik di desa. Sangat berbakat menjadi penyiar radio, pemeran drama, pendongeng, bahkan guru. Seseorang asal Bogor ini juga enak diajak ngobrol karena selalu punya sejuta topik untuk dibahas. Selayaknya anak ilmu komunikasi, Stella nggak cuma pandai sharing-sharing, tapi juga pandai menjadi pendengar yang baik untuk teman-temannya. Mungkin karena sangat menjiwai sebagai anak ilkom (nggak tau relate atau nggak), hampir tiap hari Stella mendapat telpon dari teman maupun kerabat. Semangat skripsi tentang analisa filmnya ya! Kalau aku ke Bogor jangan lupa diajak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. 

Syiva Levaza, yang paling-paling sabar dari semuanya. Ketua yang sering dibuat habis kesabaran oleh anggota-anggotanya tapi tetap memilih untuk diam dan senyum-senyum aja. Teman yang nggak pernah absen puasa sunnah, yang selalu rajin menyegerakan sholat, yang paling sopan dan ramah dengan warga desa. Karena mendalami peran sebagai ketua, saat kumpul untuk bahas program kerja Eza benar-benar pakai bahasa se-formal itu ke anggota-anggotanya. Semoga dilancarkan skripsinya dan bisa segera sukses buka usaha ya!

Taufiq Imtiyazurrozin, gitaris dan vokalis andalan kelompok. Teman yang paling peka ketika yang lain jenuh dengan mengajak jalan-jalan keliling Kebumen di akhir pekan. Teman yang terlihat paling santai, padahal ternyata punya banyak potensi dan ide-ide kreatif untuk membantu program teman-temannya. Memiliki jiwa seni hampir di semua bidang mulai dari seni rupa, seni musik, seni peran, dan bahkan seni memasak walaupun belum pernah ditunjukkan. Sama seperti yang lain, semangat skripsi tentang kayu-nya ya Pak Guru! Semoga kelak menjadi seniman yang berhasil, tapi yang terpenting jangan sampai lupa dengan teman-teman KKN ya!

Terakhir, jangan pernah lupain Nabila dan kenangan-kenangan di Kebumen ya! See you on top semuanya💗


With love, Nabila.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)