SELAMAT ULANG TAHUN, AYAH

by - Juni 29, 2021


"Selamat ulang tahun Ayah yang ke-52". Tiga hari yang lalu, tepat saat ayahku berulang tahun aku mengirimkan pesan itu. Kalau diingat-ingat, ini kali pertama aku mengucapkan selamat ulang tahun secara personal ke beliau. Sebenarnya bukan hal yang terlupakan, aku selalu mengingat tanggal-tanggal ulang tahun dari orang tua dan adikku. Tapi, tidak memiliki kebiasaan dan kedekatan yang sedekat itu ke ayah membuatku selalu mengurungkan niat untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Membicarakan soal kedekatan anak perempuan dengan ayahnya, pada umumnya adalah hal yang lumrah kalau keduanya saling dekat dalam satu keluarga. Tapi aku tidak merasa demikian. Bisa jadi karena faktor aku yang sudah merantau mulai dari SMP, atau.. karakter ayahku yang cenderung kaku membuatku sungkan untuk "manja-manja" atau sekedar bercanda dengannya.

Walaupun seperti itu, ayah selalu menjadi sosok mengagumkan dari yang pernah aku kenal. Mulai dari cara mendidik anak-anaknya, menjalani kehidupan sehari-hari dengan tertata dan terstuktur, mengatur finansial, dan semangatnya untuk bekerja. Selama mendidik anak-anaknya, ayah tidak pernah memaksa anak-anaknya untuk menjadi seperti yang beliau mau. Beliau lebih memilih untuk mengarahkan, untuk pilihannya bagaimana diserahkan kepada anak-anaknya. Walau sesekali untuk hal-hal yang dirasa urgent, beliau mengharuskan kami mematuhi intruksinya. 

Aku jadi ingat ketika memasuki semester 1-2 perkuliahan, dimana rasanya sangat sulit untuk bertahan di jurusan yang terlanjur aku masuki dan merajuk untuk pindah jurusan. Mengetahui hal itu, ayahku menenangkan dengan cara yang begitu baik. Beliau mengatakan "Selesaikan kuliah dijurusan yang sudah kamu pilih dari awal. Kamu harus tanggung jawab. Tidak mendapat IPK sempurna tidak apa, yang penting kamu sudah berusaha dengan baik." Kalau ingat masa-masa itu, rasanya masih nggak menyangka kalau perkataan ayahku bisa membuatku bisa bertahan hingga hampir semester 7 ini dalam keadaan lancar.

Tapi ada satu hal yang masih membuatku heran hingga sekarang. Sekalipun, aku nggak pernah melihat ayahku menangis atau bersedih. Aku nggak pernah tau apakah hari-harinya pernah buruk saat bekerja atau di rumah, karena beliau nggak pernah mengekspresikan prasaannya. Setiap pulang bekerja, beliau selalu sama setiap harinya, seoalah nggak pernah terjadi apa-apa. Ah, andaikan aku berani bilang: "Kalau ada apa-apa, Ayah cerita ke Tara ya?"

Aku sangat bersyukur karena memilih ayah yang bisa menjadi panutan terbaik dalam banyak hal. Rasanya nggak perlu mencari role model jauh kemana-mana, karena ayah sudah menjadi role model terbaik untukku. Seandainya aku dekat dengan beliau, ingin rasanya aku mengucapkan "Aku sayang Ayah" langsung dihadapannya. 

Dear, Ayah. Aku nggak tau apakah ayah mungkin akan membaca artikel ini, walau kemungkinan besar nggak. Tapi di ulang tahun ayah ke-52 tahun ini, dan bahkan setiap hari, aku akan terus berdoa agar ayah selalu sehat dan berada dalam lindungan Allah setiap saat. Selalu sehat dan bahagia yaaa, Ayah?


With love, Tara.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)