PUISI: APAKAH AKU SALAH?

by - Februari 03, 2021


Tak jua berkutik, senyap dalam masa-masa pelik
Mendengar saluang1 mengalun musik—hingga bungkam sebab terpukau, walau alih-alih jadi berisik.
 
Setahun lalu
Sejak dongeng peri kecil tak lagi menggebu
Dunia beralih gesit bak akar bakau yang saling memeluk
Merakit sebuah jaring-jaring tanpa pola bersatu, menyentuh angan-angan
Juga—sehektar ilalang tak lagi menghijau, sedang ladang kian kecil menggulung lucu. Apakah salah bila hari-hari terasa palsu?
 
Kemarin
Orang-orang kota sibuk memantau arloji—berbalur jubah kaku penuh arti, menunggu hujan sembari meneguk secangkir wedang2. Sesekali melukis sketsa jiwa yang didamba.
Atau, merangkai harmoni dalam sebuah alkisah baru.
Apakah salah bila jemari tak henti melagu?
 
Malam ini,
Kala sepotong sajak terdengar merdu di hati—mengiang lembut walau pandai menjelma bagai duri yang menusuk
Hingga talamus3 memancar setiap jerit kata yang tak terdengar bagimu
Berhimpun mengusik sepi, berbondong mengganggu waktu sendiri. Duhai kamu, apakah salah bila detik-detikku terasa halu?

1Alat musik dari Sumatra Barat
2Minuman tradisional
3Organ manusia yang memancarkan sinyal sensorik dan motorik

With love, Tara.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)