RUMPUT LAUT DI SEPANJANG PANTAI LOMBOK

by - November 23, 2020

Beberapa hari terakhir cukup sibuk dengan kegiatan kampus dan kegiatan lain, sampai-sampai ingin banget keluar walau cuma sekedar ke pantai dekat rumah. Senin lalu setelah kelas aku langsung ke pantai, padahal terik lagi kuat-kuatnya karena masih jam 2 siang. 

Awalnya cuma ingin menikmati es kelapa muda aja sambil duduk-duduk santai. Tapi nggak tau kenapa kemarin pingin ngelilingin pantai sambil dikit-dikit hunting foto. Setelah rasanya udah lama banget folder kamera di handphone nggak keisi karena cuma dirumah aja, dalam sehari bisa langsung nambah puluhan foto waktu di pantai. Mulai dari foto selfie, foto ombak, foto deretan sampan yang lagi nggek berlayar dan foto-foto random lain yang membawaku sampai penasaran dengan area deretan rumput laut.


Nggak langsung ketemu sama area ini, karena awalnya aku bertemu dengan anak perempuan kecil yang lagi ngambil sesuatu di muara ombak. Aku mengira kalau dia lagi ngumpulin kerang, tapi setelah aku deketin ternyata itu rumput laut. Semakin aku deketin semakin banyak banyak rumput laut, bahkan hampir semua area itu ketutup sama rumput laut. Sebelumya aku sudah ke Pantai Labuhan Haji beberapa kali, tapi baru pertama kali notice tentang area rumput laut. Dan.. di Malang ataupun di Yogyakarta aku belum pernah nemu pantai yang dipenuhi rumput laut seperti ini. 


Kalau aku amati kemarin, di area rumput laut ini nggak seluruhnya bersih karena ada satu dua sampah yang nyangkut. Memang, di beberapa wilayah Pantai Labuhan Haji masih ada banyak sampah dari pengunjung yang nggak bertanggung jawab. Sudah bertahun-tahun yang lalu sejak aku SD hingga sekarang masih seperti itu, tapi bersyukur juga sih karena sebaran sampah semakin berkurang setiap tahunnya. 

Sempat lama mengamati rumput laut, uniknya mereka warna warni ya. Hijau tua, hijau muda, kuning. cokelat dan merah muda juga ada. Aku jadi ingat kalau suka beli dodol rumput laut buat oleh-oleh dari Mataram. Variasi warnanya persis dengan rumput laut asli disini. Bahkan, aku sempat berpikir kalau ingin mengambil seluruh rumput laut disini untukku olah menjadi sesuatu. 

By the way setelah cukup lama mengamati dan hari semakin sore, aku bertemu dengan dua orang ibu-ibu yang membawa kantong plastik. Berbeda dengan anak perempuan kecil tadi yang kayaknya cuma iseng-iseng ngambil rumput laut, kali ini dua orang ibu-ibu terlihat akan membawa rumput laut itu pulang ke rumah. Berhubungan dengan pikiranku sebelumnya tentang olahan rumput laut dan melihat dua orang ibu-ibu itu, aku semakin penasaran dan mendekati mereka. 

Mereka nggak sembarang ambil rumput laut, jadi memang sengaja dipilih. Kata salah satu ibu-ibu yang aku tanya, mereka mengambil rumput laut bukan untuk dijual, tapi untuk di olah menjadi beberuk. Fyi, beberuk adalah salah satu masakan khas Lombok yang terbuat dari lalapan kangkung, kacang panjang dan sambal tomat yang pedas. Tapi nggak selalu lalapan kangkung, bisa juga beberuk terbuat dari lalapan terong atau rumput laut seperti yang akan dimasak oleh ibu-ibu yang kutemui. Sayangnya, sebelum ini aku cuma pernah ketemu dengan beberuk kangkung aja. Next time kayanya aku tertarik buat nyoba beberuk rumput laut.

Finally, aku cuma mau bilang kalau kita harus tetap bertahan untuk nggak bosan karena pandemi ini. Sesekali mungkin perlu untuk keluar rumah biar nggak jenuh, asalkan nggak ke tempat keramaian yaaa. Stay safe everyone!

With Love, Tara.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)