gmail Linkedin twitter instagram
  • Home
  • About
  • Contact

nabilatara

a little piece of my lovely journey♡


Happy Sunday! Alhamdulillah masih bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun 2025 ini. Hopefully, kita semua masih akan bertemu dengan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya, Aamiin. 

Anyway, aku mau membagikan kisah kehidupanku selepas kelulusan tahun 2022. Diawali setres karena harus menunggu offering letter pertama setelah berbulan-bulan, dilanjutkan dengan belajar adaptasi di dunia pekerjaan untuk pertama kalinya, dan kali ini aku harus berpindah kota lagi kerena memutuskan pindah ke perusahaan lain. Dan ini adalah hal-hal baru yang aku pelajari setelah 2 tahun lulus dari perkuliahan, bukan hanya dalam lingkup pekerjaan namun juga aspek kehidupan lainnya.

Courage is the Key to Moving Forward
Beralih bidang dari ilmu keteknikkimiaan yang terbiasa bergelut dengan riset, laboratorium, dan pengembangan menuju bidang manajerial sebagai staff project manager di perusahaan alas kaki membuatku seringkali merasa apakah mampu untuk menjalani dan mendalaminya? Yang mana pada pekerjaan ini harus pandai mengatur project timeline, harus pandai berkomunikasi dengan memberi arahan yang jelas kepada tim, harus selalu be wise dalam membuat keputusan, harus bisa memposisikan diri untuk tidak emosional, dan harus selalu siap presentasi terkait project saat buyer visit.

Nyatanya ketika mencoba 'berani' membelajari ilmu baru yang jauh dari bidang sebelumnya memang tidaklah mudah. Tidak bisa langsung instan mampu menjalaninya dengan baik, tetap membutuhkan waktu untuk membangun kepercayaan diri bahwa diri ini bisa. Sampai akhirnya sekitar hampir 2 tahun dijalani, aku menyadari bahwa mungkin aku akan menyesal ketika di awal tidak berani mengambil kesempatan belajar di posisi ini. Sebab ada banyak sekali hal yang aku pelajari pada pekerjaan pertamaku, dan saat ini aku merasa hal itu bisa menjadi bekal melangkah pada pekerjaanku yang sekarang dan kehidupan kedepannya. 

Dan ya! Part kehidupan yang paling menantang saat bagiku adalah bagaimana bisa membangun keberanian. Terlepas dari segala bentuk rasa insecure karena merasa belum memumpuni pada suatu bidang baru, kita harus percaya bahwa segala sesuatunya bisa dipelajari, entah dengan ritme yang cepat atau perlahan. 

Belajar Jujur tentang Diri Sendiri
Pernah mendengar istilah 'people pleaser'? Dimana selalu berusaha untuk available bagi orang lain, padahal diri kita sendiri sedang dalam kondisi tidak mampu, entah karena banyak kegiatan, atau se-simple sedang lelah dan ingin istirahat. Dan hal itulah yang masih aku pelajari hingga saat ini, yaitu belajar untuk membangun boundaries diri sendiri, belajar untuk berkata 'tidak' jika memang tidak bisa dan tidak ingin melakukan sesuatu. 

Pada awalnya mungkin akan berat, sebab merasa bahwa seharusnya kita selalu bisa membantu dan ada ketika orang lain membutuhkan. Tapi bagaimana dengan diri kita sendiri? apakah kita mampu dan baik-baik saja jika melakukannya, atau bahkan jadi susah sendiri?

Enjoy the Present Time


Memori diatas adalah the way how I enjoy my life with my favorite group music. Awalnya, aku mencintai Maliq D'Essential karena lagu 'Setapak Sriwedari', lagu yang menggambarkan perasaan bahagia karena mencintai seseorang. Diikuti dengan lagu 'Semoga', 'Himalaya', dan 'Aduh'. Alunan puisi-puisi itulah yang membuatku lebih bahagia akan kehidupan ini. Bukan hanya perihal bagaimana mencintai seseorang, tapi juga bagaimana kita harus jatuh cinta dengan semua hal yang kita miliki. 

Berbicara tentang semua hal yang kita miliki dalam hidup ini, rasanya memang perlu untuk meromantisasi banyak hal yang terjadi. Sebab entah kejadian baik atau buruk, semua kejadian di hidup ini pasti memiliki hikmah, bukan? If good things happen, good for us. But if bad thing happens, just face it and be patiens, Allah will guide us to solve everything. 

Sehingga kalau kita hanya sekadar menjalani semua tanpa menikmatinya, bagaimana kita bisa bersemangat dengan kehidupan ini? Masa lalu adalah pelajaran, masa kini adalah milik kita, dan masa depan adalah bagian dari harapan kita. Kita hanya perlu belajar dari masa lalu, memperbaiki dan meromantisasi kehidupan saat ini, sambil pelan-pelan berusaha serta mendoakan masa depan. Jadi, jangan terlalu memberikan energi untuk menyesali masa lalu maupun risau akan masa depan, just enjoy the present time yaa!

Sometime, Bad People in Work Life Really Exist
Salah satu cara untuk menikmati pekerjaan adalah dengan tidak memikirkan perlakuan buruk dari orang lain secara berlebihan. Sikap buruk yang kita terima dari "satu" orang sangat tidak sebanding dengan perlakuan baik dari puluhan orang lainnya, sehingga memang tidak perlu dijadikan beban. Apalagi, kita sudah yakin untuk selalu menjadi baik di lingkungan pekerjaan. Mungkin saja, kalau kita berada dalam kondisi tersebut, bukan karena kita yang salah, bukan karena kita yang layak diperlakukan seenaknya. Tapi karena kita tidak cocok dengan lingkungannya, sehingga sangat tidak apa jika kita berpindah ke tempat yang bisa memperlakukan lebih baik. InsyaAllah, Allah always beside us wherever we are. 

Current life update, ketemu seorang sahabat di Bekasi💜

With love, Tara.

Maret 02, 2025 No komentar

Pasuruan, 21 Januari 2025

Kata orang, harta yang paling berharga adalah pengalaman. Dan, pengalaman paling berharga yang aku miliki di akhir 2024 kemarin adalah mengerjakan projek sosial bersama 5 orang-orang baik dan tentu outstanding.

Berawal dari ambisi mengikuti perlombaan, hingga akhirnya memutuskan untuk menjalani tanpa alasan apapun. Just because we want to learn, just because we want to earn new knowledge. Melalui kalian aku kembali bisa menggapai sebuah mimpi yang hampir usang—yaitu mimpi untuk terjun di masyarakat dan mengamalkan ilmu yang diharap bisa menjadi manfaat.

Tanpa ada satupun yang ingin menang sendiri, atau belomba-lomba untuk harus menjadi selalu didengar—membuatku yang baru kenal kalian beberapa minggu saja langsung mampu beradaptasi dengan nyaman. Kalian mengajarkan bahwa esensi kinerja tim adalah mau 'mendengar' dan 'memahami' satu sama lain. Tidak perlu ego, tidak perlu saling meninggikan diri. Sebab nyatanya hal itulah yang dapat menumbuhkan respect satu sama lain.

Pengalaman 2 bulan terakhir di 2024 membuatku kembali bersyukur dan sadar bahwa rezeki tidak semata-mata berbentuk materi maupun prestise, melainkan orang-orang baik yang hadir dalam hidup kita untuk menemani dan memberi ilmu berharga. Terima kasih untuk memori yang tercipta, semoga kita selalu tergerak untuk memberi manfaat bagi lingkungan dan sesama.


Dear Yemima, Fatimah, Ratna, Alya, Dea,
See you on the next journey!

With love, Tara.

Januari 21, 2025 No komentar

Day 3 in Bandung: RM A.M Sari Ibu Haji Nining, Gedung Sate, dan Jalan-Asia Afrika

Kuliner Sarapan Pagi di RM A.M Sari Ibu Haji Nining
Last day in Bandung, kali ini ingin mencoba suasana kuliner di arah menuju Lembang. Dengan suasana kaki pengunungan dan masakan khas Sunda, kami yakin untuk sarapan di RM A.M Sari Ibu Haji Nining. Benar saja, ketika baru sampai di tempat, kami langsung dibuat takjub oleh pemandangan pegunungan ini.


Beberapa menit setelah memesan menu, kami disuguhi teh tawar hangat khas rumahan. Meneguk minuman favorit di tempat yang syahdu seperti ini membuatku nggak pingin cepat-cepat balik ke Serang. Ingin liburan di Bandung seperti ini aja sampai seterusnya.


Dan.. nggak lama setelah memesan makanan, sarapan aku datang. Yummy! akhirnya makan makanan yang benar-benar khas sunda. Rasanya pas tapi nggak terlalu sedap menyenga sehingga cocok untuk yang ingin makan masakan rumahan sehat tanpa banyak tambahan micin. Buatku overall dari segi penyajian, kenyamanan dan tempat, dan rasa di angka 9/10. 



Belajar Sejarah di Gedung Sate
Sebenarnya mengunjungi Gedung Sate bukanlah menajadi tujuan awal, karena aku dan temanku ingin naik lagi ke atas untuk menikmati dinginnya Lembang tepatnya ke Fairy Garden. Namun karena tak kunjung mendapatkan trasportasi sebab sedang ramai-ramainya, akhirnya kami berganti tujuan untuk kembali ke kota. 

Mumpung ada kesempatan di Bandung, sekalian saja belajar mengenai sejarah Bandung sambil jalan-jalan. Dan Gedung Sate adalah pilihan yang pas! Karena selain murah (HTM: Rp 5.000/orang), kita bukan hanya belajar tentang sejarah saja, tapi pengunjung juga bisa menikmati beragam karya seni 2D maupun 3D yang pastinya informatif, mudah dipahami dan tentunya nggak membosankan. Nah..dibawah ini adalah garis besar informasi yang terdapat pada Museum Gedung Sate yaa.

a. Rentang kisah perjuangan di Bandung


b. Sejarah pembangunan Gedung Sate dari tahun ke tahun


c. Biografi dan kisah perjuangan para pejuang di Bandung


d. Hasil karya lukisan anak bangsa tentang perjuangan di Bandung


Kalau ingin mencari tempat wisata yang bisa menjadi tempat belajar, fotografi, nyaman dan aesthetic di tengah Kota Bandung, Gedung Sate adalah pilihan yang tepat. Jadi teman-teman, jangan ragu untuk jalan-jalan sambil meningkatkan wawasan kita mengenai sejarah yaaa! 😊

Menikmati Sore Hari di Jalan Asia Afrika~
Berbeda dengan Jalan Braga yang menjadi tempat nongkrong kekinian anak muda, Jalan Asia Afrika adalah tempat yang cocok untuk menikmati keindahan sore hari Kota Bandung. Dengan pemandangan gedung-gedung bersejarah dan perkantoran yang serba putih disekitarnya, ditambah seni mural dan transportasi umum kota dengan kontruksi unik yang kerap lewat di jalan—membuatku sekali lagi merasa bahwa Bandung pantas untuk diromantisasi karena keindahan dan kesyahduannya.




Sayangnya, baru sebentar duduk disini dan melihat sekitar, suasana mendung dan rintik-rintik mulai datang. Pertanda harus segera pergi untuk meneduh. Tapi untungnya di penghujung jalan ada Masjid Raya Kota Bandung. Sembari meneduh, sembari istirahat dan menunaikan ibadah Sholat Ashar. Yaa...ujung dari perjalananan di Kota Bandung ini sangatlah menenangkan. 

Semoga masih ada kesempatan mengunjungi kota ini, semoga masih bisa bersua. Terima kasih Bandung!


With love, Tara.
September 25, 2024 No komentar

Nggak sadar postingan ini akan menjadi yang pertama di tahun ini. Setelah sudah lama tidak berkunjung ke blog sendiri, finally tergoyah untuk menulis salah satu cerita menyenangkan di awal tahun ini. Dan ya! akhirnya punya kesempatan ke kota impian masa kecil dulu. Kota Bandung, kota yang melukis sejuta kenangan dalam memori. 

Hampir semua budak korporat menantikan adanya tanggal merah, apalagi jika dekat dengan weekend, waktu itu bisa digunakan untuk liburan menginap di luar kota. Tidak ingin melihat jauh-jauh, kali ini aku memutuskan ke kota yang tidak terlalu jauh namun tidak begitu dekat dan belum dikunjungi. Kebetulan juga, ada travel khusus dari Kota Serang menuju Bandung, sehingga tidak perlu ribet memikirkan transportasi untuk kesana. 

Day 1 - Perjalanan Serang-Bandung
Untuk teman-teman yang berasal dari Serang, kalian bisa menggunakan BTM Travel jika ingin ke Bandung. Saat itu aku memilih waktu tempuh di sore hari selepas pulang dari pekerjaan. Namun bagi tema-teman yang ingin mengambil di jam lain juga tidak perlu khawatir, karena BTM Travel memiliki banyak opsi pilihan untuk jam keberangkatan. Oh ya, BTM travel tidak menerima pembayaran tunai yaa, jadi dianjurkan untuk booking beberapa waktu sebelum hari-H dengan pembayaran via transfer. 

Waktu Tempuh: 18.30 - 22.00 WIB
Lokasi: Jl. Jend. Sudirman No.38, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118 (085966388666)
HTM Tiket: Rp 150.000

Sesuai dengan perkiraan waktu tempuh dari travel, aku sampai di Bandung Kota sekitar jam 22.00 WIB. Kemudian aku langsung menuju tempat penginapan menggunakan ojek online. Kali ini aku bersama sahabatku memilih untuk menginap di Hotel Dipati Ukur dengan posisi dekat pusat kota agar dekat jika ingin jalan-jalan ke tempat tujuan di sekitar kota. 

Day 2 - Explore Kota Bandung

Sarapan di Djaya Mandiri Sejahtera~
Setelah melakukan riset untuk tempat makan yang afdorable, enak dan aesthetic, kami memutuskan untuk sarapan ke kedai Djaya Mandiri Sejahtera. Ketika sampai di lokasi pukul 08.20 WIB, lokasi sudah ramai dengan pengunjung dan antrian. Jadi untuk teman-teman yang ingin sarapan di Djaya Mandiri, diusahakan sudah ke lokasi dari pagi ya! Tapi jangan khawatir tidak kebagian tempat ya, karena walaupun ramai pengunjung, Djaya Mandiri menyediakan banyak tempat duduk sehingga hanya menunggu sebentar sudah bisa dapat tempat duduk. 


Beberapa menit setelah mengantri, tiba waktunya aku dan temanku sampai depan kasir untuk memesan menu. Karena antriannya panjang, jadi diharapkan ketika sebelum mengantri sudah menyiapkan ingin memesan menu apa agar tidak terlalu lama saat memesan makanan di kasir. Untuk makanan permulaan sebagai sarapan, kami tidak memesan banyak makanan walaupun banyak menu sarapan lokal autentik yang cukup menggoda. Dan taraaa~ nggak menunggu begitu lama, makanan kami sudah datang. 


Jika ada kesempatan berkunjung ke Bandung lagi, kedai ala 90-an ini akan aku kunjungi lagi karena banyak menu yang ingin dicoba. Bersama suana syahdu Bandung di pagi hari, sarapan di kedai autentik ini sangat candu untuk dinikmati kembali♡.

Bersepeda dan Seluncur di Kiara Artha Park
Memilih Kiara Artha Park sebagai tujuan selanjutnya karena aku penasaran ingin mencoba salah satu wahana yang sepertinya menyenangkan, yaitu seluncur raksasa atau Rainbow Slide. Namun karena sampai ditujuan wahana tersebut sedang break dan akan mulai kembali pukul 11.00 WIB, kami menghabiskan waktu menunggu sembari mengelilingi Kiara Artha Park sambil bersepeda. Dengan durasi sekitar 30 menit, biaya sewa 1 sepeda cukup dengan Rp 15.000 saja. 


Setelah mengitari Kiara Artha Park dalam satu putaran, kami berhenti pada suatu taman dengan pemandangan bunga dan lingkungan yang bersih. Taman bunga ini tidak terlalu ramai dan beberapa pengunjung ada yang berfoto untuk modelling dan foto pre-wedding. 


Karena batasan waktu menyewa sepeda, kami hanya singgah sebentar untuk berkeliling dan berfoto kemudian kembali ke area Rainbow Slide. Setelah registrasi dan membayar HTM Rp 35.000 per-orang, kami lanjut naik ke atas untuk menggunakan peralatan keamanan. Tidak perlu khawatir ya teman-teman, karena ada petugas yang memandu menggunakan ban dan sabuk pengamannya dengan aman. Kalau dilihat dari atas lumayan ngeri-ngeri sedap sebenarnya, tapi kalau nggak dicoba, nggak bakal tahu kan😋? Oh ya jangan lupa untuk berdoa sebelum turun kebawah ya!


Huaa, akhirnya berhasil sampai ke bawah seluncur dengan selamat. Kesan dan ekspektasi ketika dan sebelum meluncur sebenarnya sama, cukup menakutkan dan mengegangkan. Saat berada di beberapa spot dengan tingkat kemiringan curam, ban meluncur dengan cepat dan ketika itu lah jantung rasanya ingin copot dan melayang. Tapi tenang ya teman-teman, jangan takut mencoba karena wahana ini sudah dipastikan sangat aman, sebab petugas wahana seluncur selalu sigap menangkap bantalan kita yang sedang meluncur ke bawah. 


Jalan Braga, Jalan Penuh Kenangan
Tidak puas rasanya kalau ke Bandung tanpa menikmati pesona area romantis ini. Walau sayangnya, ketika baru saja sampai ke Jalan Braga, tiba-tiba rintik-rintik jatuh di kepala sehingga ditengah keramaian orang-orang sibuk berjalan dan berlarian mencari tempat berteduh. Karena perut sudah keroncongan dari sarapan terakhir, kami menepi ke Kedai Teras Braga dengan banyak pilihan makanan disetiap warung berbeda. Tanpa lama berkeliling di banyak pilihan kulines, aku memilih seafood bakar dengan menu utama cumi-cumi. 


Dengan tambahan sate telur puyuh, lalapan cumi bakar ini dibayar hanya sekitar Rp 30.000 saja loh. Walaupun harganya terbilang miring, menu ini cukup memuaskan dengan rasa cuminya gurih dan sambalnya pas, nggak terlalu pedas dan masih ada manisnya sedikit (8/10 well enough!)

Lanjut ke tempat selanjutnya, temanku mengajak photobooth yang katanya lagi viral di TikTok. Dan benar saja, saat sampai ke tempatnya antreannya sangat panjang sampai hampir ke jalan raya. Tapi karena penasaran, kami tetap ikut antrean walaupun harus menunggu lumayan lama. Taraaa! ini hasilnya photobooth di Portabooth yang cuman Rp 25.000 aja~


Setelah puas photobooth aesthetic ala-ala, kami lanjut ke Mall Braga untuk sekedar jalan-jalan santai walaupun nggak ada niatan belanja. Lagipula, hujannya masih agak deras untuk jalan-jalan di sepanjang Braga. Sampai sekitar habis maghrib, hujannya sudah mereda dan kami lanjut menuju Mumuso untuk berbelanja barang-barang unik.


Nggak terasa sudah malam dan yaaa, kaki sudah pegal-pegal menandakan sudah harus kembali ke penginapan. Tapi Mumuso belum menjadi destinasi terakhir, masih ada 1 hari lagi untuk berkunjung ke destinasi-destinasi selanjutnya. So... cerita short trip ini to be continue ya, see you all!

With love, Tara.
Agustus 04, 2024 No komentar

Sunyi, namun tak sepi

Bersamaan dengan gaung hati yang tak karuan,
Pikiran yang kerap berantakan,
Hati yang tak henti gundah mengatakan,
"Aku lelah. Sehari saja ingin tak memikirkan"

Sebab apakah hari-hari selalu terasa buruk,
Oleh setiap kicau kepala yang kian menusuk,

Atau sebab alunan semesta yang berisik
Hingga hati tak kuat menahan usik, kian terbelah membentuk keping yang tercabik-cabik


With love
, Tara.

November 11, 2023 No komentar

Memasuki awal Oktober, berarti sudah hampir merantau ke ujung pulau Jawa mendekati satu tahun. Bisa memiliki perjalanan sejauh ini dahulu hanya sebatas perandaian. Sebab mengira bahwa mengunjungi daerah sekitar dan pusat ibukota mungkin hanya sebatas destinasi jalan-jalan, tidak sampai kerja atau bahkan mungkin menetap dalam kurun waktu yang lama. 

Dibalik proses adaptasi yang cukup lama—yang bahkan hingga saat ini, sepertinya aku sudah menemukan salah satu alasan mengapa ditakdirkan kerja di Banten. Sebab dulu aku sempat berdoa pada Allah, aku ingin suatu saat bisa melihat gedung-gedung tinggi dengan gemerlap lampu menghiasi ibukota, dan Allah mengabulkan salah satu mimpiku melalui pekerjaanku saat ini.

Terkadang, apa yang berhadapan dengan kita saat ini merupakan jawaban dari doa yang sempat bergumam dalam hati sejenak maupun kerap terucap berulang. Terkadang, kita tidak perlu mencari banyak alasan mengapa harus menjalani hidup seperti ini—mengapa harus menjalani hidup seperti itu. Karena bisa jadi, Allah ingin melihat kita tersenyum saat mengingat Ia telah mewujudkan impian sederhana kita dimasa lalu, yang bahkan sudah terlupakan dan terlewati bertahun-tahun.

With love, Tara.
Oktober 04, 2023 No komentar

Sudah sejak 2 bulan sejak kepergian orang tersayang dihidupku. Setelah ditinggalkan eyang putri awal tahun 2022 lalu, eyang kakung ikut menyusul pulang diawal Agustus tahun ini. Saat momen ditinggalkan eyang putri dan eyang kakung, aku memiliki penyesalan yang sama—tidak berada disisi mereka di waktu-waktu terakhir sebelum pergi untuk selamanya. 

6 tahun menjadi anak 'tunggal' mereka saat aku merantau ke Malang di momentum sekolah menengah pertama dan menengah atas membuatku bersyukur, bahwa selain Ayah dan Bunda aku memiliki sepasang orang tua lainnya yang juga sangat menyayangiku. Walau tidak banyak yang bisa kulakukan untuk membahagiakan mereka di masa-masa itu—yang bahkan cenderung bandel dan sulit diatur, mereka tetap sabar mendidik dan merawatku seperti anak kandung mereka sendiri. Andaikan bisa melawan waktu, aku ingin mengulang '6 tahunku' bersama mereka dalam kondisi lebih dewasa dari sekedar remaja ABG belasan tahun. 

Ada suatu momen yang cukup berkesan ketika rok seragam sekolahku robek dan perlu dijahit. Dulu aku cukup suka berkreasi dengan kegiatan memanfaatkan jarum & benang menjadi kristik ataupun rajutan, sehingga untuk menjahit rok yang hanya robek sedikit saja aku berpikir bisa melakukannya sendiri. Namun karena ternyata kesusahan sendiri, eyang putri akhirnya tau sendiri dan memarahiku karena menjahit manual dan enggan meminta pertolongan beliau. 

Begitulah, terkadang cara eyang menyayangi cucunya berlebihan untuk suatu masalah yang sederhana. Mereka menganggap cucunya masih sama seperti bayi kecil yang sangat perlu dilindungi, padahal sudah cukup umur untuk tidak dikhawatirkan setinggi itu. 

Dear eyang putri dan eyang kakung, 
Selamat beristirahat. Terima kasih atas banyak kenangan membahagiakan selama hidup di dunia. Tara akan selalu mendoakan eyang.

With love, Tara.

Oktober 02, 2023 No komentar

Bukan, kali ini bukan asmara
Atau antologi rasa yang berhimpun tanpa suara
Ini adalah cerita tentang kau, aku, biru samudera
juga harmoni mesin kereta
yang larut bagai natrium hidroksida dalam sebuah bening kaca
 
Kau sempat bertanya,
“Bagaimana bila bumi tak berpihak pada keinginan diri, sebab masa adalah kawan yang tak selalu setia?”
Tak sempat menjawab, diri melangkah tuk berdiam menatap laut lepas
Sedang pena terus menari di ambang bulir putih yang basah
Membentuk wajahku, melukis tawaku

Kali ini, lukisan itu bergaung lantang
Meski badai hujan tak kunjung padam sejak Senin malam
Berkata,
“Bumi adalah secawan madu yang bertabur cokelat Belgia dan kau adalah semut merah yang mencari harum aromanya. Kejarlah.”
 
dan aku tahu
Bukan bumi yang kunanti
Bukan masa yang tak tahu diri
 
Tapi kau yang kutunggu
‘Tuk kekal bersama menembus butir-butir waktu

With love, Tara.
September 12, 2023 No komentar

Selamat ulang tahun Tara! Selamat ulang tahun yang ke-23!

Bertambahnya usia terkadang bisa menjadi sebuah pertanda—bahwa sudah saatnya kita melakukan refleksi terhadap masa-masa lalu. Bukan berarti tak ingin beranjak menuju masa depan, tapi untuk melihat, apakah dari waktu ke waktu menjadi semakin baik? apakah sama saja? atau bahkan mengalami kemunduran? Tapi sudahlah, aku tidak ingin menulis tentang itu sekarang. Aku ingin nostalgia tentang yang menyenangkan saja saat ini.

Dari jauh-jauh hari lalu sebenarnya aku ingin membeli kue ulang tahun cantik bertuliskan "Happy Birthday, dear Tara" serta lilin-lilin kecil yang mengelilingi pinggir kuenya. Ditambah buket bunga mawar merah muda yang diikat pita putih dan bertabur kertas kerlap kelip. Tapi saat menjelang hari ulang tahunku, tak sempat juga menyiapkan itu semua. Mungkin di waktu lain dalam dekat-dekat ini akan aku coba lagi untuk mempersiapkannya. Semoga ada waktu, semoga ada kesempatan.

Pesan untuk diriku sendiri
Kurangi bengong nggak jelas, banyakin main! Kalau bingung mau ngapain, jalan-jalan aja ya? Banyakin bahagiain diri sendiri, banyakin nonton konser, banyakin beli barang-barang yang kamu suka. Pergi ke tempat kemanapun kamu mau, jangan pernah takut. 

Kalau ditulis lanjut, 1000 kata-pun sepertinya nggak akan mampu menggambarkan sejuta keinginanku di masa-masa sekarang. Tapi dari semua narasi sebelumnya, ada dua hal yang sangat ingin aku dapatkan. Aku ingin bisa merasa 'cukup' dan 'bebas'.

Aku ingin bisa lebih mengerti caranya bersyukur, hingga semua hal yang aku miliki sudah cukup membuatku bahagia setiap harinya. Karena terkadang, kita terlalu fokus berusaha mengejar sesuatu yang belum kita miliki, sampai kita mengabaikan apa yang bersama kita sekarang.

Namun aku juga ingin merasa bebas. Aku ingin berada di tempat dimana aku bisa bebas mengekspresikan diriku menjadi lebih berkembang dan baik. Aku ingin bisa bebas pergi kemanapun aku pergi, aku ingin bisa bebas melakukan apapun yang aku mau. Aku ingin bisa bebas menjadi 'diriku sendiri'.

Karena sebelumnya, aku merasa sedang redup. Sedang menghabiskan waktu bersembunyi dibalik topeng yang membatasiku melakukan banyak hal. Sedang nyaman untuk berdiam diri saja tanpa berjuang menjadi lebih baik seperti semestinya. 

Semoga hari-hari, dan tahun-tahun setelah ini menjadi lebih baik untuk Tara. Semoga selalu merasa bahagia.

With love, Tara.
Juli 20, 2023 No komentar
Older Posts

About

Hi, welcome to my diary :)

Label

  • Academic
  • Personal
  • Puisi
  • Random
  • Review
  • Travelling

Popular Post

  • WHAT'S IN MY CAMPUS BAG? (ENGINEERING STUDENT)
  • THE BEST THING IN 2024
  • MENGHARAPKAN BALASAN TERIMA KASIH
  • WELCOME, 2023
  • TENTANG MEMAHAMI ORANG LAIN & BERSABAR
  • SATU MALAM, SEJUTA MIMPI
  • TENTANG AMBISI DAN MIMPI
  • SEINDAH KEMILAU LANGIT JAKARTA
  • REVIEW MUSTIKA RATU KREM PEELING MUNDIKASARI
  • PUISI: GULITA DI PUNGGUNGMU

Archive

  • ▼  2025 (2)
    • ▼  Maret (1)
      • THINGS I LEARNED AFTER 2+ YEARS GRADUATION
    • ►  Januari (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2023 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Februari (2)
  • ►  2022 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (3)

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

Follow Us

Community



FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates