SATE RATU, KULINER WAJIB DI YOGYAKARTA

by - November 19, 2022


Salah satu tujuan yang pasti dimiliki seorang wisatawan adalah kuliner. Sama halnya dengan daerah lain, Kota Yogyakarta juga punya objek kuliner yang sudah pasti nggak mengecewakan. Objek menarik itu bernama Sate Ratu, terletak sekitar 7 km dari pusat kota. Walau lumayan jauh dari tempat kunjungan sebelumnya, sama sekali nggak nyesel memutuskan makan siang di kedai ini.

Lokasi & Waktu Buka

Waktu Buka: Senin - Sabtu (11.00 - 21.00 WIB)

Pelayanan
Service yang diberikan ke konsumen adalah hal yang paling aku kagumi dari tempat kuliner favorit ini. Ketika awal masuk ke dalam kedai, pelayan dengan sangat ramah memberikan intruksi jika ingin mengambil minuman instan yang disediakan di lemari dingin. Setelah mengambil air mineral, kami diantar menuju tempat duduk yang disarankan mereka. Saat sudah duduk dengan proper, pelayan lainnya menghampiri meja kami untuk mendata pesanan yang diinginkan. 

Karena sangat tertarik dengan sate merah, kami memesan sate merah untuk masing-masing. Lalu ditambah dengan nasi putih dan extra sauce. Kami menunggu sekitar 15 menit sampai pesanan datang. Namun sembari bersiap untuk makan, tiba-tiba aku penasaran dengan menu teh tubruk dengan penyajiannya menggunakan mug lurik hijau zaman dahulu. Jadi, pada akhirnya aku memanggil pelayaan untuk menambah teh tubruk sebagai tambahan pesanan. Walaupun menambah pesanan ditengah-tengah, pelayan Sate Ratu tetap datang memberikan pelayanan terbaik kepada kami. Oh yaa, buat teman-teman yang ingin melihat menunya lebih detail, bisa akses disini yaaa.

Sekitar 5 menit kemudian, pesanan teh tubruk akhirnya datang. Satu paket teh tubruk berisi 2 gelas dan gula batu yang terpisah. Nggak langsung pergi, pelayan dengan ramah menjelaskan cara menuang dan menyajikan teh tubruk kepada kami. Gelas besar merupakan tempat daun teh diseduh. Kalau sudah mempersiapkan gula di gelas kecil, teh bisa dituang dari gelas besar dengan nggak membuka tutupnya, namun tetap diberi celah sedikit untuk menuang. Fungsinya, agar ampas daun teh nggak keikutan tertuang. Kemudian, teh langsung bisa di aduk agar gulanya larut. 


Penyajian dan Rasa
Menu yang pertama kali aku santap nggak lain adalah sate merah. Warna merah segar ditambah baunya yang enak banget, bikin ngerasa harus cepat-cepat buat mencicipi😋. Oh ya, satu porsi berisi 5 tusuk sate yaa. Mungkin terdengar sedikit, tapi jangan salah karena dagingnya dipotong gede-gede untuk ukuran daging sate pada biasanya. Jadi menurut aku, satu porsi sate merah memang dirancang sudah cukup untuk satu orang. Apalagi orang-orang cenderung menyantap pakai nasi, sudah pasti bikin kenyang makannya. Kalau soal rasa, perpaduan antara rasa manis dan gurihnya pas di lidah. Tapi ada yang kurang sih, yaitu penyajian sate merah yang nggak berkuah bumbu. Sedangkan sebelum-sebelumnya aku selalu makan sate yang disajikan dengan kuah bumbu sedikit. Tapi, mungkin itu memang ciri khas Sate Ratu yaa. Lagi pula, kalau ingin kita juga bisa pesan extra sauce di awal. Rate sate merah 9/10. 


Selain sate merah, teh tubruk juga nggak kalah menarik. Hal pertama yang membuatku penasaran adalah karena pada kebanyakan warung atau tempat makan, teh yang disajikan cenderung menggunakan teh celup. Padahal, teh tubruk bisa jauh lebih enak walau nggak instan karena harus disaring sebelum disajikan. Karena itu juga, orang-orang jadi lebih familiar mengkonsumsi teh celup dari pada teh tubruk. Walaupun begitu, Sate Ratu nggak kehabisan ide buat menjadikan teh tubruk untuk menarik perhatian pengunjung. Sebab selain minuman dingin, sate ratu hanya menjadikan teh tubruk sebagai pilihan minuman lain. Apalagi dengan menampilkan gambar setiap item di informasi menu, membuat teh yang biasanya hanya jadi menu pendukung menjadi menu yang juga disorot. Soal rasa nggak ada masalah, karena bisa meracik rasa manis sendiri dari gula batu yang sediakan terpisah. Rate teh tubruk 8,8/10. 

Tempat
Untuk ukuran tempat makan yang ramai dan sering dikunjungi banyak wisatawan, sate ratu memiliki tempat yang bersih dan nyaman. Ruangannya terbuka satu sisi yang dihadapkan dengan taman kecil. Sedangkan pada dindingnya dihiasi informasi menarik tentang sejarah berkembangnya Sate Ratu dan yang menarik adalah jejak pengunjung dari 86 negara. 




Gimana, jadi nggak ada alasan kan buat melewatkan Sate Ratu saat berkunjung ke Yogyakarta?

With love, Tara.

You May Also Like

2 komentar

  1. Banyak temanku yang rekomendasiin sate ratu ini kalo ke jogja. Tp sampai sekarang belom coba jugaa hihi sepertinya enak yaa.. Thanks ka sudah sharing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Segera cobain yaa, dijamin gak ngecewain! Sama samaa🥰

      Hapus

Hello, with my pleasure if you leave comments :)